TUGAS ELEKTRONIKA


SUB CHAPTER 14.3
OP AMP BASICS




1. Tujuan [Kembali]

  1. Dapat memahami materi op-amp basics.
  2. Dapat memahami rangkaian op-amp basics.
  3. Dapat mensimulasikan rangkaian op-amp basics.


ALAT

        Instrumen 

  • Osiloskop


    Osiloskop adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.

    Spesifikasi:


    Pinout:

    Keterangan:




  • Multimeter


Merupakan alat untuk mengukur tegangan pada suatu circuit. Dalam menggunakannya kita memparalelkan voltmeter dengan rangkaian yang ingin diukur besar tegangannya. Jika tegangan berupa tegangan DC maka pengalinya di set pada bagian DC, dan jika AC maka diset pada bagian AC. Hasil pada layar akan dikali dengan pengalinya terlebih dahulu, maka akan muncul nilai tegangan pada rangkaian 

Spesifikasi:


Generator Daya 

1) Signal Generator 
Signal generator berfungsi untuk memberikan input berupa tegangan AC pada rangkaian. 

 

Spesifikasi: 

 

2) Power Suply

 


Berfungsi sebagai sumber daya bagi sensor ataupun rangkaian.
Spesifikasi: 
Input voltage: 5V-12V
Output voltage: 5V
Output Current: MAX 3A
Output power: 15W
conversion efficiency: 96%

BAHAN
  • Resistor



Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V = IR). 

Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.

Cara menghitung nilai resistor:

Tabel warna:




Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Spesifikasi:


  •  Op Amp - LM741
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.



Konfigurasi PIN LM741

Spesifikasi:


  • Ground 
Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik baliknya arus listrik atau beda potensialnya bernilai 0 (nol). Fungsi Ground adalah memberi perlidungan pada peggunaan peralatan listrik.

3. Dasar Teori [Kembali]


  1. Penguat operasional adalah penguat yang sangat tinggi yang memiliki impedansi masukan sangat tinggi (biasanya beberapa megohms) dan impedansi keluaran rendah (kurang dari 100Ω). Rangkaian dasar dibuat menggunakan penguat berbeda yang memiliki dua input (positif dan negatif) dan setidaknya satu output. Seperti dibahas sebelumnya, input positif (+) menghasilkan output fase yang sama dengan sinyal yang diterapkan, sedangkan input ke input negatif (-) menghasilkan polaritas output yang berlawanan. Tegangan output ditampilkan sebagai penguatan gain dikalikan dengan sinyal input yang diambil melalui impedansi output, Ro, yang biasanya sangat rendah. Rangkaian op-amp yang ideal akan memiliki nilai impedansi input tak hingga, nilai impedansi keluaran nol, dan nilai penguat tegangan tak hingga.

    Op-Amp Dasar
    Rangkaian yang ditunjukkan menggunakan operasi sebagai constant-gain multiplier. Sinyal input, V1, diterapkan melalui resistor R1 ke input negatif. Output kemudian dihubungkan kembali ke input negatif yang sama melalui resistor Rf. Input positif terhubung ke ground. Karena sinyal V1 diaplikasikan pada input negatif, output yang dihasilkan berlawanan secara bertahap dengan sinyal input.

    Gambar 14.13a menunjukkan op-amp diganti dengan rangkaian ekivalen AC-nya. Jika kita menggunakan rangkaian ekivalen op-amp yang ideal, maka rangkaian ekivalen AC tersebut ditunjukkan pada Gambar 14.13b. Rangkaian kemudian digambar ulang, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14.13c.


  2. Dengan menggunakan superposisi, kita dapat menyelesaikan V1 dalam hal komponen yang disebabkan oleh masing-masing sumber. Sumber hanya V1(-AvVi diatur ke nol).

    Sumber hanya -AvVi (V1 diatur ke nol).

    Maka total Vi adalah

    Yang dapat diselesaikan untuk Vi menjadi

    Jika Av >> 1 dan AvR1 >> Rf, maka



  3. Dengan menyelesaikan Vo/Vi, kita dapatkan

    Jadi,

    Hasil, pada persamaan. (14.8), menunjukkan bahwa perbandingan output keseluruhan dengan tegangan input hanya bergantung pada nilai resistor R1 dan Rf — membuktikan bahwa Av sangat besar.

    Unity Gain

    Jika Rf = R1, penguatannya adalah

    Jika Rf persis sama dengan R1, maka penguatan tegangannya sama dengan 1.

    Constant Magnitude Gain (Penguatan Magnitudo Konstan)

    Jika Rf adalah kelipatan dari R1, penguatan amplifier keseluruhan bernilai konstan. Misalnya, jika Rf = 10R1, maka

    dan rangkaian memberikan penguatan tegangan bernilai 10 dengan inversi fase 180° dari sinyal input. Jika kita memilih nilai resistor yang tepat untuk Rf dan R1, kita dapat memperoleh berbagai macam penguatan, penguatannya menjadi seakurat resistor yang digunakan dan hanya sedikit dipengaruhi oleh suhu dan faktor rangkaian lainnya.

    Virtual Ground

    Tegangan keluaran dibatasi oleh tegangan suplai, biasanya, beberapa volt. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, penguatan tegangan sangat tinggi. Jika misalnya, Vo = -10 V dan Av = 20.000, maka tegangan input akan menjadi

    Konsep virtual short menyiratkan bahwa meskipun tegangan hampir 0 V, tidak ada arus melalui input penguat ke ground. Gambar 14.14 menggambarkan konsep ground virtual. Garis tebal digunakan untuk menunjukkan bahwa kita dapat mempertimbangkan bahwa ada hubung singkat dengan Vi ≈ 0 V, tetapi karena ini adalah hubung singkat virtual, sehingga tidak ada arus melewati hubung singkat ke tanah. Arus hanya melalui resistor R1 dan Rf seperti yang ditunjukkan pada gambar.

    Dengan menggunakan konsep virtual ground, kita dapat menulis persamaan untuk I saat ini sebagai berikut:

    Yang dapat diselesaikan untuk Vo/V1:

    Konsep virtual ground, yang tergantung pada Av yang sangat besar, memungkinkan solusi sederhana untuk menentukan penguatan tegangan keseluruhan. Meskipun rangkaian Gambar 14.14 secara fisik tidak benar, hal ini memungkinkan cara yang mudah untuk menentukan kenaikan tegangan keseluruhan.
  • Resistor


Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V = IR). 

Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.

Cara menghitung nilai resistor:

Tabel warna:



Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Spesifikasi:


  •  Op Amp - LM741
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.


Konfigurasi PIN LM741 

Spesifikasi:



Kumpulan Soal 
 
Example :

1. Jika rangkaian Gambar 14.15 memiliki R1 = 100 kOhm dan Rf = 500 kOhm, berapakah hasil tegangan keluaran untuk masukan V1 = 2 V?





2. Hitung tegangan keluaran penguat noninverting (seperti pada Gambar 14.16) untuk nilai V1 = 2 V, Rf = 500 kOhm, dan R1 = 100 kOhm



Problem:

1. Hitung CMRR (dalam dB) untuk pengukuran rangkaian dari vd=1mV,Vo=120mv dan Vc=1mV Vo=20 niuV.




2.Tentukan tegangan keluaran sebuah op-amp untuk tegangan masukan  Vi1 =200 niuV dan Vi2 = 140 niuV.Penguat memiliki gain diferensial sebesar Ad 4000 dan th  nilai CMRR adlah:
 (a) 200. 
(b) 10 pangkat 5



Soal Pilihan Ganda:

1. Hitung CMMR (dalam dB) untuk pengukuran rangkaian dari vd=2mV,Vo=16v dan Vc=2mV Vo=24 mV.
jawab;
a.56,48
b.666,7
c.12
d.8000
e.20
jawabnnya ; A




2. Tentukan tegangan keluaran op-amp untuk tegangan masukan Vi= 300niu V.  Vi2= 280niuV. Penguat memiliki gain diferensial sebesar Ad 8000 dan th  nilai CMRR adlah 100
a. 26,564
b.20
c.290
d.26
e.29,564
jawaban: a





4. Percobaan [Kembali]

  1. Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output.
1. Rangkaian simulasi


14.10 Basic Op Amp
Prinsip Kerja:
Pada Diferensial Op Amp di mana Amplitudo 10 dan frekuensi 100 hz pada kaki non inverting, dan pada kaki inverting amplitudo 5 dan frekuensi 100 hz. Kemudian bisa kita cari dengan menggunakan rumus Vout = Aol (V1-V2). Dikarenakan ada power supply sebesar 12V yang berada pada kaki non inverting maka Voutnya mendekati mendekati +Vsat.


14.12
Prinsip Kerja:
Pertama V input akan diumpankan kepada R1 lalu menuju ke kaki Inverting Amplifier. Pada saat Vi nya sebesar 2 Volt, tegangan masuk ke kaki inverting amplifier maka bisa dicari nilai Vout nya dengan menggunakan rumus Vo = - Rf/Ri x Vi. Nilai Rf sebesar 20k dan nilai Ri sebesar 10k jadi didapatkan nilai Vout nya sebesar -4 Volt. 


14.13(a)
Prinsip Kerja :
Pertama V input akan diumpankan menuju resistor ke kaki inverting. Selanjutnya akan dihitung dengan menggunakan rumus

Nilai Vin nya sebesar 2 Volt, sehingga nilai Vout yang didapatkan sebesar -10 Volt

14.13(b)


14.13(c)

Prinsip Kerja gambar b dan c : 
Dengan menggunakan superposisi, kita dapat menyelesaikan V1 dalam hal komponen yang disebabkan oleh masing-masing sumber. Sumber hanya V1(-AvVi diatur ke nol). Jika Av >> 1 dan AvR1 >> Rf, maka
Jadi 


Hasil pada persamaan  menunjukkan bahwa perbandingan output keseluruhan dengan tegangan input hanya bergantung pada nilai resistor R1 dan Rf — membuktikan bahwa Av sangat besar.



               14.13 (d)


Dengan menggunakan konsep virtual ground, kita dapat menulis persamaan untuk I saat ini sebagai berikut:


Yang dapat diselesaikan untuk Vo/V1:
2. Video

 


14.10
14.12
14.a
14.b
14.c
14.d


5. Download [Kembali]  
 
- Download HTML di sini
- Download Rangkaian 14.10 disini
- Download Rangkaian 14.12 disini
- Download Rangkaian 14.13(a) disini
- Download Rangkaian 14.13(b) disini
- Download Rangkaian 14.13(c) disini
- Download Rangkaian 14.13(d) disini
- Download Video 14.10 disini
- Download video 14.12 disini
- Download video 14.a disini
- Download video 14.b disini
- Download video 14.c disini
- Download video 14.d disini
- Download Datasheet Voltmeter di sini
- Download Datasheet Resistor di sini 
- Download Datasheet OP- Amp 741 di sini
- Download Datasheet Osiloskop di sini
- Download Datasheet Signal Generator di sini
- Download Datasheet Multimeter di sini